Selasa, 18 Mei 2010

Bebaskan Bayi dari Ruam Popok

Rasanya tidak ada bayi yang tidak memakai popok. Bulan-bulan pertama sampai ia mampu buang air sendiri, popok menjadi bagian hidupnya. Apalagi, bayi belum bisa mengontrol kandung kemihnya sehingga dalam sehari bisa buang air kecil sampai puluhan kali.

Saat ini tersedia dua jenis popok di pasaran, yakni popok sekali pakai (diapers) dan popok kain. Kendati popok kain masih banyak dipakai, namun para ibu masa kini lebih suka memakai diapers karena alasan kepraktisan. Selain tidak perlu dicuci, popok sekali pakai memliki daya serap besar dan tidak mudah lepas.

Masalah yang sering dicemaskan orangtua akibat pemakaian popok adalah timbulnya ruam popok. Dari namanya, ruam popok adalah peradangan di daerah yang tertutup popok, seperti sekitar kelamin, bokong, dan pangkal paha bagian dalam.

Ruam popok sering dialami oleh bayi berusia kurang dari setahun. Biasanya berwarna kemerahan disertai lecet dan gatal. Kondisi ini terjadi karena bakteri dan amonia pada tinja dan air seni bayi. Kedua zat ini bisa melukai dan mengiritasi kulit bayi.

"Sisa-sisa urin dan kotoran bayi juga membuat kulit bayi basah dan lembab yang membuat gatal. Gesekan di bagian gatal ini menimbulkan iritasi dan akhirnya terjadi ruam popok," urai dr.Tina Wardhani Wisesa, Sp.KK (K), dari Klinik Sakti Medika, Tebet, Jakarta.

Lapisan plastik yang terdapat di popok sekali pakai, karena tidak adanya sirkulasi udara, juga sering menimbulkan kelembaban. Namun demikian, menurut dr.Tina popok kain juga bisa memicu ruam popok.

"Popok kain sebenarnya memiliki daya serap yang rendah, sehingga kulit bayi menjadi lembab dan bila dibiarkan bisa menimbulkan iritasi kulit," imbuh Ketua Divisi Dermatologi Pediatrik di FKUI RSCM Jakarta ini.

Pemilihan popok

Di bulan-bulan pertama kelahirannya, bayi memerlukan produk popok yang lembut, aman, dan memiliki sirkulasi udara yang lancar agar terhindar dari ruam popok.

Yang patut diketahui para orang tua, produksi kelenjar keringat dan minyak kulit bayi relatif lebih sedikit dibandingkan kulit orang dewasa. Akibatnya, lebih mudah terganggu perubahan suhu dan kelembaban di sekitarnya. Kulit bayi jadi lebih rentan terhadap bahan iritan, juga terhadap infeksi.

Studi klinis yang dilakukan oleh Kimberly Clark Amerika pada 500 bayi di Amerika berusia 3-15 bulan menunjukkan Huggies Ultra dengan lapisan higly breathable yang menjaga kelancaran sirkulasi udara terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri albicans dan mencegah terjadinya ruam popok hingga 50 persen.

Selain pemilihan popok yang tepat, menurut dr.Tina ruam popok bisa dicegah dengan berbagai cara, yang utama adalah mengganti popok segera setelah anak buang air besar.

"Setiap mengganti popok, kulit hendaknya dibersihkan dengan air yang mengalir dan dikeringkan sebelum memakai popok baru," saran dr.Tina.

Bila perlu, oleskan krim atau losion di daerah bokong dan selangkangan agar tidak terjadi gesekan. Selain itu, biarkan bayi tak memakai popok sekitar 15-30 menit dalam sehari. Tidak disarankan menggunakan popok sekali pakai sepanjang hari.

Segera bawa bayi ke dokter bila kelainan kulit akibat ruam popok meluas ke daerah perut, paha, dan sekitarnya. Waspadai pula bila mulai timbul lecet disertai nanah dan bintik merah. "Anak bisa rewel karena lukanya terasa perih, apalagi bila buang air kecil atau BAB," katanya.

Reff: kompas.com/Sabtu, 15 Mei 2010 | 13:28 WIB

0 komentar:

Posting Komentar

Archive

Configure your calendar archive widget - Edit archive widget - Flat List - Newest first - Choose any Month/Year Format
 

Designed by: Compartidísimo
Some images by: Scrappingmar